Sabtu, 16 Mei 2009

Pertengkaran Terakhir ( MOZAIK 1 )

The Last Fighting.

It is about Henry lifes.

Life is a un sure thing and a chaos, like as first date, divorce, love and a mortal. They are all can not be schedule and manage by a human. So do I. While one by one person who I Loved had gone...I can not do anything, just crying, begging, annoying and asking. Why? Why is it happened on me?

My mother, She is the first person had pass away. The first person I loved. She had gone and never goes back away anymore. Rima, she is my cousin. Rima has colorful my life. She had passed away in a tragedy that makes a nation scandal. And at this time my brother Harry, he must go away to reach his dream. I know he will back away again. But I don’t want he went away at this time.

I have to if I can choose. I want not to be as Henry. Although people said that Henry is a lucky person, because I am Henry a son of a reach man. I have everything that I want it. If I can make a choose. All the wealthy lives I have, I want change with others. But sometime live is not a choose, because now I am still a Henry, alone and lonely…..

Pertengkaran Terakhir

Kediaman Sudarjo, awal January 2007.

Tok..Tok..Tok!
Pintu diketok.
Tidak ada sahutan dari dalam. Farmi, si kepala pembant rumah tangga sudarjo, bersama dengan seorang pelayan menuggu sahutan.
Pintu diketok lagi diiringi dengan suara panggilan Farmi . “ Tuan muda Henry..!. Tuan ada didalam?. Saya bawa makanan untuk Tuan?.” Nada suaranya terdengar sopan.
Tidak ada sahutan.
“ Bagaimana, Bu?.” Kata pelayan.
“ Bawa kembali kedapur. Sepertinya Tuan muda tidak mau di ganggu!” Kata Farmi meninggal tempat itu dengan wajah cemas.
Pelayan itu mengikuti Bu Farmi dengan puluhan tanda Tanya di kepala. Ini yang kelima di hari ini dia dan Farmi mengantarkan makanan ke kamar Henry.
Sementara itu di dalam kamar. Henry hanya terbaring memandang langit-langit. Sudah dua hari ia mengurung diri di kamar. Hanya diam, meratapi semua kejadian yang merubah tatanan hidupnya. Sempat ia berpikir kalau Tuhan itu tidak bersikap adil terhadapnya. Karena satu persatu orang yang ia sayangi pergi meninggalkannya.
Pertama adalah ibunya. Sejak usia empat tahun Henry ditinggal pergi ibunya. Ia masih ingat saat serangan jantung yang diderita ibunya kumat, ia menangis tiada henti, sambil berdoa memohon kesembuhan ibunya. Tapi semua sudah takdir, dan takdir yang merencanakan adalah Tuhan. Ibunya pun pergi untuk selama-lamanya, meskipun sempat di rawat beberapa hari di rumah sakit Harapan kita. Pada saat itu Henry kecil hanya bisa menangis, hanya itu yang ia bisa lakukan, mengiringi kepergian ibunya hingga kepemakaman. Sekarang untuk yang kedua Henry menangis kembali. Dua hari yang lalu, Rima sepupunya dikabarkan ikut menghilang bersama dengan pesawat Adam air. Rima ikut penerbangan pesawat itu untuk menemui ayahnya di Manado. Sampai sekarang pesawat itu tidak diketahui Rimbanya bersama dengan seluruh isi penumpangnya. Berbagai opini muncul. Ada yang mengatakan jatuh di hutan sulawesi, di laut, bahkan ada yang bilang ikut menghilang di black hole. Dan dua hari ini juga berbagai media massa menjadikan menghilangnya Adam air sebagai headline.
Disamping tubuh Henry berserakan lembaran Koran dari berbagi penerbitan. Diantaranya Sudarjo Newspaper, yang salah satu kepala beritanya berjudul : Rima Rinata Sudarjo, salah satu penumpang pesawat Adam Air. Foto Rima yang innocent terpampang di samping artikel yang sampai sekarang malas untuk di baca Henry. Dari judulnya saja ia sudah bisa menebak apa isi artikel itu selanjutnya.
Menyedihkan memang, saat orang yang kita sayangi pergi untuk selamanya dengan tragis. Tanpa Firasat buruk, seperti hari-hari yang lain. pagi sebelum keberangkatan Rima, Henry sempat bertengkar atas kepergian Rima yang mendadak. Ia tidak setuju Rima pergi sendiri ke manado tanpa di rencanakan terlebih dahulu, apalagi dengan alasan menemui ayahnya yang tidak bertanggung jawab. Itu julukan yang pantas menurut Henry. Sejak ibu Rima Meninggal tiga tahun yang lalu, ayahnya Rima menitipkan Rima kekeluarga Henry, dan tidak pernah sekalipun menjengoknya. Dan tiba-tiba saat ayahnya di kabarkan masuk rumah sakit, Rima di minta datang untuk menemui ayahnya. Sebenarnya Henry sempat menawarkan diri untuk menemani Rima ke Manado, tapi dengan cepat di tolak Rima, dengan mengatakan ini urusan keluarganya.
“ Sudahlah Hen?. Aku bisa sendiri, sesampainya disana nenekku akan menjemputku di airport?.” Kata Rima saat berpamitan dengan Henry dan Hary.
“ Iya, Hen. Mungkin Rima ingin sekalian berlibur kesana?. Ini kan masih suasana tahun baru. Kamu sendirikan harus ikut BIMBEL.? UAN sebentar lagi kan?.” Hary ikut menengahi pertengkaran adik dan sepupunya.
“ kalau terjadi apa-apa selama perjalanan bagaimana?. Kamu kan anak cewek?”
“ Kenapa kalau cewek?.” Rima akan tersulut kalu sudah bawa-bawa gender. Dan atas nama perempuan ia akan membela kaumnya. “ Gak ada bedanyakan, cewek atau cowok dalam masalah pergi sendiri!.”
“ Oke…! Terserah!,” Henry mengalah dan pergi dengan muka cemberut. Henry menghindari pertengkaran lebih lanjut hanya karena masalah gender. Dan ini sudah mereka bahas berkali –kali, dan berkali-kali juga tidak ada yang mau mengalah. Bagi Henry laki-laki masih tetap lebih unggul dari perempuan, kalaupun ada perempuan lebih maju dari laki-laki itu hanya pengecualian. Terkecuali kalau perempuan itu kebanyakan hormon laki-lakinya. Menurut Henry Rima adalah jenis perempuan yang terlalu banyak hormone laki-lakinya. Sedangkan Rima tetap bersikeras laki-laki dan perempuan itu tidak ada bedanya. Ia berpendapat apa yang di kerjakan laki-laki bisa di kerjakan oleh kaum perempuan. Dan ia bersumpah demi Tuhan apabila ada orang yang melecehkan kaumnya ia akan membela dengan segenap hidupnya. Meskipun itu hanya perlecehan secara kata-kata: kamu kan cewek?.
Hary hanya tersenyum melihat adik-adiknya.

***

Henry masih berdiam diri dalam kamarnya, dan ini sudah hari ketujuh. Ia bersumpah mulai saat ini ia benci Bandara apalagi pesawat. Pesawatlah yang saat ini merenggut kebahagiaannya, dan karena pesawat Rima harus pergi untuk selama-lamanya. Rima adalah seorang yang selama ini membuat hidupnya berwarna. Sejak Ibunya pergi Henry menjadi anak yang pendiam. Ia bahkan jarang bersosialisi dengan anak sebayanya. Oleh sebab itu ia tidak mempuanyai teman, meskipun banyak anak-anak yang mengagumi Henry, karena Henry adalah anak bunggsu Raka Hirata Sudarjo. Klan Sudarjo yang mereka yakini berasal dari keturunan Ningrat. Kekayaannya tidak terhitung. Perusahaannya dimana-mana. Diantaranya : pemilik perkebunan kelapa sawit terluas di Sumatra, pemilik pabrik rokok di Gersik, dan mempunyai saham terbanyak di 2 stasiun tv swasta. Itu hanya sebagian besar perusahaan-perusahaan Sudarjo, selebihnya mungkin pemiliknya saja lupa nama perusahaan mereka.
Tapi apa arti semua itu Bagi Henry, semua yang ia miliki tidak berarti lagi. Saat ini kekayaannya telah hilang, sebuah kekayaan yang tidak dapat di ukur dengan uang. Kepergian Rima adalah neraka kecil Henry. Kehampaaan!. Kepedihan! Kesepian !.
Cewek tomboy itu sudah mencuri hatinya sejak pertama kalinya menginjakkan kaki di rumah keluarga Sudarjo. Rima datang diantarkan neneknya dari manado saat berusia sepuluh tahun. Pakaiannya terlihat lusuh. Pada saat itu Henry baru tau kalau Ia mempunyai saudara sepupu. Rima disambut tante Melda dengan sambutan yang dingin. Ia tidak menyukai Rima. Baginya Rima bukan keponakannya, dan dia mencoba menghilangkan pertalian darah itu. Ia sangat membenci kakaknya yang telah melakukan perbuat dosa terbesar bagi keluarga Sudarjo: Kawin lari dengan rakyat jelata!. Dan dosa itu tidak termaaf kan!.
Sifat feodalisme(* Melda adalah sifat turunan dari Hirata Sudarjo, seorang ningrat yang diakuinya masih keturunan raja-raja jawa. Sehingga darahnya berwarna biru, bukan merah. Sekarang orang yang menyebut dirinya berdarah biru, dan bertengger di tahta Sudarjo itu Sudah pergi dengan damai, tepat dua tahun setelah lahirnya Henry.
Neneknya Rima memohon agar Rima dibesarkan di Jakarta, karena di Manado Bapaknya tidak akan sanggup membiayai pendidikan Rima. Atas persetujuan Raka Hirata Sudarjo, Melda terpaksa menyerah setelah terjadi pertengkaran Hebat. Tapi tetap saja perlakuan Melda terhadap Rima sangat dingin, ia menganggap tidak ada sosok Rima di rumah Sudarjo. Sampai saat ini pun Melda masih tidak peduli dengan menghilangnya Rima.
Karena merasa senasib, sama-sama ditinggalkan ibu mereka. Henry dan Rima menjadi dua orang yang melengkapi. Rima terlahir sangat sedarhana, karena terlahir dari sebuah perjuangan cinta. Orang tuanya berjuang demi cinta. Semua orang menentang hubungan mereka berdua. Bagi mereka cinta mereka adalah cinta terlarang. Disebabkan ayahnya Rima berasal dari keluarga biasa, dan bagi keluarga Sudarjo mereka adalah : rakyat jelata!. Hingga benih-benih cinta itu tumbuh dan terlahirlah Rima yang cantik. Kelahiran Rima lah ujung dari perjuangan itu, dan pasanganya yang di anugerahi cinta itu pergi meninggalkan Jakarta, demi untuk selamanya bersama. Meskipun mereka akhirnya harus berpisah, tapi bukan karena kalah tapi karena tuhan berkehendak lain.
Rima adalah seorang rebel. Seorang inspirasi bagi kaumnya. Seorang perempuan kecil yang berjuang demi kehidupannya. Ia adalah jiwa penuh semangat, dan pengahat di berbagai suasana. Kecerdasan membuat iri semua orang. Matematika, fisika, biologi semua ia pahami hanya dengan membaca dari buku. Semua guru memujinya.
Gayanya tomboy, rambutnya pendek dan ia sering berkelahi dengan laki-laki, apabila kaumnya di lecehkan. Tinjunya sangat kuat. Henry sudah beberapa kali mersakannya. Baginya laki-laki yang melecehkan perempuan adalah musuh terbesarnya. Jangan sekali-kali meremehkan kaum hawa didepan Rima, kalau tidak mau bogem mentah jadi hadiahnya.
Henry meneteskan air mata. Semua kenangan tentang Rima berputer dikepalanya. Seperti putaran cakram DVD yang memuter semua kenangan manis kebersamaan mereka. Dan ia masih tidak percaya kalau Rima telah tiada?. Ia masih berharap Rima terjun dari pesawat, berenang dan selamatkan oleh ikan lumba-lumba. Dan setelah itu Rima pulang dengan selamat. Atau kemungkinana lain, Rima ketinggalan pesawat karena macet saat menuju airport, terus selanjutnya ia malu untuk pulang dan memutuskan bersembunyi di sebuah hotel agar jangan ketahuan. Tapi karena ada berita Adam air menghilang Rima masih bersembunyi dan akan datang dengan diam-diam setelah berhasil membuat semua orang jadi sedih.
Kemungkinan-kemungkinan itu terus dibuat Henry untuk membuat suasana hatinya nyaman. Tapi itu hanya sebatas kemungkinan buktinya sudah 7 hari semua televise dan Koran masih memberitakan adam air tidak di ketemukan. Dan Rima masih juga tidak ada kabar, belum juga kembali dengan mengatakan: saya ketinggalan pesawat.
Tok..tok..tok!. pintu di ketok dari luar.
“ Siapa?,” sahut Henry.
“ Ini kakak!.” Kata Hary.
Pintu di buka, Hary berdiri didepan pintu dan berkata, “ Kakak mau bicara ?”
Henry hanya diam. Hary duduk di sisi ranjang Henry. Hary menatap adiknya yang menanggapinya dengan dingin.
“ Kakak akan pergi?”kata Hary pelan.
“ Pergi?,” Henry kaget , “ Kemana?”
Hary tidak langsung menjawab, hanya menatap seperti tidak sanggup untuk berkata-kata.
“ Pergi kemana?” Henry mengulang pertayaan, terus ia bangkit duduk disamping kakaknya.
“ Kakak pergi ke Amerika, untuk melanjutkan kuliah disana?.” Jawab Hary.
“ Bukannya kakak kuliah di UI?” Henry bingung.
“ Iya!. Papa meminta kakak untuk pindah universitas, dan transkrip nilai kakak sudah di terima di universitas of chigago. Minggu depan kakak harus berangkat ke Amerika.”
“ Kenapa sih kak, saat Henry seperti ini, kakak juga pergi?. Kenapa tidak dari dulu?.” Henry tidak terima.
“ Hen, kakak tidak bisa berbuat apa-apa?. Ini permiantaan Papa?. Ini rencana dia?” Hary membela. “ ini waktu yang tepat untuk memberitahumu?” Sebenarnya ia juga tau ini tidak adil buat Henry. Karena baru saja ia kehilangan Rima yang ia sayangi. Tapi apa boleh buat rencana ini sebenarnya sudah di rancang oleh papanya setengah tahun yang lalu. Orangtunya ingin Hary mendapat gelar sarjana di luar. Setelah semua admistrasinya selesai dan pihak Universitas of Chicago menyetujui, tibalah saat rencana kepergian ini di beritahu kepada Henry.
Henry menatap marah ke Hary. Hari ini lengkap semua penderitaannya. Satu demi satu orang yang ia sayangi pergi. Meskipun ia tahu kakaknya pergi dan pasti akan kembali, tapi ia tidak mau itu terjadi sekarang.
“ Hen, sebentar lagi kamu SMU, kau akan beranjak dewasa. Kau pasti akan lebih memahami arti hidup ini?” Hary mencoba untuk menesehati adiknya.
“ Setelah semua orang yang Henry sayang pergi!” Henry pergi meningglkan Hary dengan membanting pintu.
Hary hanya menghela nafas sambil menatap figura disampingnya. Difigura itu terpampang wajah ceria Henry dan Rima. Ia hanya tersenyum pahit.

Next story : Elit High School ( Mozaik 2 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar